“All Eyes On Rafah” diposting hingga 41 Juta kali, asal mula Viral, dan konteksnya

Redaksi RuTe Berita

All Eyes On Rafah

RuTeBerita.com — Media sosial dibanjiri seruan ‘All Eyes on Rafah’. Pantauan Tim Redaksi RuTe Berita, Rabu (29/5/2024), kata kunci ‘All Eyes on Rafah’ merajai trending topic platform X dengan menghimpun lebih dari 1000.000 tweet sedangkan platform Instagram mencapai angka postingan 41 jt hingga saat ini.

Secara harafiah, ‘All Eyes on Rafah’ berarti ‘semua mata tertuju pada Rafah’. Banyak figur publik hingga masyarakat umum menyerukan hal tersebut di tengah masifnya serangan Israel di Rafah.

All Eyes On Rafah Viral Di Instagram dan Platform X (Foto: Instagram)

 

Lalu, apa arti seruan All Eyes on Rafah? Postingan tersebut bertujuan untuk menarik perhatian terhadap situasi di Rafah, ketika serangan Israel terus berlanjut.

Serangan itu menghantam sebuah kamp pengungsi di barat laut Rafah, sebuah lokasi yang ditetapkan sebagai zona aman kemanusiaan, menurut pertahanan sipil Gaza dan otoritas Palestina. Wanita dan anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas dan beberapa orang juga terluka.

Sebagai informasi, Rafah merupakan satu-satunya area saluran bantuan ke warga Palestina di Gaza. Kota tersebut merupakan perbatasan dan tempat pengungsian warga Palestina serta menjadi tempat terakhir mereka

Ketika Rafah turut dibombardir, maka warga Palestina terjebak dan tak bisa ke mana-mana.

Nasib mereka saat ini seolah tak memiliki harapan lagi atas aksi genosida yang di gencarkan israel.

Slogan ‘All Eyes on Rafah’ sudah menggema beberapa waktu terakhir, terutama di area barat Eropa, Australia, India, Indonesia, dkk.

Slogan itu digemakan para aktivis dan kelompok humanis untuk meningkatkan perhatian masyarakat dunia terhadap genosida yang terjadi di Gaza.

Dikutip dari Forbes, Rabu (29/5/2024), slogan ‘All Eyes on Rafah’ diduga berasal dari omongan Rick Peeperkorn, Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berkantor di teritori Palestina.

Pada Februari lalu, ia mengatakan “All eyes on Rafah”, beberapa hari setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahi memerintahkan rencana evakuasi di Rafah.

Netanyahu kala itu menyebut Rafah merupakan satu-satunya area yang masih menjadi kekuatan grup militan Hamas.

Sumber : Forbes & The National

Editor: Redaksi Ruteberita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *