Kades Loa Pari Dorong Pertemuan Pemuda dan Akurasi Data untuk Tingkatkan Program Pembinaan

Thursday, 22 May 2025 08:07 WIB Kamis, 22 Mei 2025 08:07 WIB 143
Kepala Desa Loa Pari, I Ketut Sudiyatmika (Adv/Ruteberita).
Kepala Desa Loa Pari, I Ketut Sudiyatmika (Adv/Ruteberita).

Ruteberita.com – Pemerintah Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang, mendorong penguatan peran pemuda melalui agenda pertemuan tahunan serta peningkatan akurasi data sebagai dasar pelaksanaan program pelatihan dan pembinaan.

Kepala Desa Loa Pari, I Ketut Sudiyatmika mengatakan bahwa saat ini desa telah melakukan pembinaan di bidang olahraga, seperti bola voli dan bulu tangkis, yang didukung oleh pengurus baru.

“Kami mendorong agar setiap tahun diagendakan pertemuan pemuda. Dulu istilahnya seperti Kongres Pemuda, tapi sekarang bentuknya lebih sederhana, yakni pertemuan rutin yang dianggarkan dari dana desa,” ujar Sudiyatmika saat ditemui di Kantor Desa Loa Pari, Senin (19/5/2025).

Menurutnya, pertemuan tersebut menjadi wadah untuk membahas peran serta pemuda dalam pembangunan desa serta menjaring usulan-usulan program dari generasi muda.

Namun, Sudiyatmika mengakui bahwa pelaksanaan pelatihan dan pembinaan di desa masih terkendala oleh belum tersedianya data akurat mengenai potensi dan latar belakang para pemuda.

“Saat ini data yang kami miliki baru sekitar 30 persen. Padahal, data itu penting untuk menentukan jenis pelatihan yang tepat sasaran,” ujarnya.

Ia mencontohkan, jika desa memiliki data tentang jumlah pemuda yang berprofesi sebagai buruh tukang, maka pelatihan pertukangan lengkap dengan bantuan peralatan bisa segera diusulkan.

“Tanpa data, kita tidak bisa menentukan sasaran. Kasusnya pernah terjadi, PKK mengusulkan pelatihan menjahit, tapi ketika dianggarkan untuk 15 peserta, ternyata tidak ada data maupun pesertanya,” jelasnya.

Sudiyatmika menekankan pentingnya klasifikasi yang jelas dalam menyusun data, seperti status pendidikan dan kondisi ekonomi calon peserta pelatihan.

“Kriteria kami sederhana: apakah mereka tamat sekolah, kuliah, atau putus sekolah, dan apakah mereka tergolong ekonomi kurang mampu. Tujuannya agar pelatihan yang diberikan bisa benar-benar bermanfaat dan memberdayakan,” pungkasnya. (adv/kh)

TOPIK TERKAIT

banneratas-2
iklan03