Kades Loa Pari Harapkan Dukungan Diskominfo untuk Tingkatkan Layanan Publik Digital

Friday, 23 May 2025 10:21 WIB Jumat, 23 Mei 2025 10:21 WIB 176
Kepala Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang, I Ketut Sudiyatmika (Adv/Ruteberita).
Kepala Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang, I Ketut Sudiyatmika (Adv/Ruteberita).

Ruteberita.com – Kepala Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang, I Ketut Sudiyatmika, menyampaikan harapan agar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kutai Kartanegara (Kukar) dapat memberikan dukungan lebih maksimal dalam peningkatan layanan publik digital di tingkat desa.

Menurut Sudiyatmika, arah kebijakan yang diberikan Diskominfo sudah cukup baik, terutama dalam mendorong penggunaan website desa sebagai sarana pelayanan administrasi berbasis daring (online).

Namun, menurutnya implementasi di lapangan masih terkendala oleh minimnya kemampuan SDM serta kurangnya pendampingan teknis.

“Diskominfo sudah cukup bagus arahannya, seperti membuat website untuk pengurusan surat secara online. Tapi kendalanya di desa, kalau tidak terus diingatkan, bisa terlupakan. Karena memang pekerjaan di desa itu banyak,” ujarnya di Kantor Desa Loa Pari, Senin (19/5/2025).

Ia menambahkan bahwa tidak semua masyarakat menguasai teknologi informasi, sehingga dibutuhkan pelatihan khusus untuk aparatur desa agar layanan daring bisa diterapkan secara optimal.

“Kami butuh pelatihan, bukan sekadar sosialisasi. Kalau hanya sosialisasi, itu hanya pengenalan. Tapi kalau pelatihan, ada jadwal, ada praktik langsung. Itu yang dibutuhkan,” tegasnya.

Sudiyatmika juga menyoroti pentingnya integrasi data administrasi kependudukan, seperti Kartu Keluarga (KK) dan KTP, ke dalam sistem database online desa agar proses pelayanan bisa lebih cepat dan efisien.

“Kalau data sudah masuk, saat warga butuh surat, tinggal buka database, pilih jenis surat, langsung bisa diproses. Itu harapan kita,” jelasnya.

Ia pun menyarankan agar Diskominfo membuat jadwal pelatihan teknis bagi setiap desa, agar perangkat desa dapat mempersiapkan segala keperluan secara terstruktur.

“Kalau dijadwalkan, mau tidak mau desa harus siap. Tapi kalau hanya sosialisasi, ya selesai begitu saja. Tidak berlanjut,” tutupnya. (adv/kh)

TOPIK TERKAIT

banneratas-2
iklan03