Ponoragan Gelar Bersih Desa Meski Diterpa Banjir, Warga Bangkit Lewat Budaya dan Harapan Pemulihan Ekonomi

Thursday, 29 May 2025 09:38 WIB Kamis, 29 Mei 2025 09:38 WIB 147
Acara Bersih Desa yang tetap berlangsung menjadi simbol keteguhan masyarakat dalam menjaga tradisi dan budaya lokal di tengah keterbatasan (Adv/Ruteberita)
Acara Bersih Desa yang tetap berlangsung menjadi simbol keteguhan masyarakat dalam menjaga tradisi dan budaya lokal di tengah keterbatasan (Adv/Ruteberita)

Ruteberita.com – Meski dilanda duka akibat banjir yang merendam kolam-kolam ikan di wilayah Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, warga tetap menggelar tradisi tahunan Bersih Desa dengan semangat dan harapan baru.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Ponoragan, Sarmin menyampaikan kondisi memprihatinkan yang tengah dialami warga, khususnya pelaku usaha perikanan yang terdampak langsung oleh banjir.

“Kolam-kolam ikan di Ponoragan habis total dimakan banjir. Kami dalam kondisi duka,” ucap dia pada Rabu (28/5/2025).

Ia memohon dukungan kepada Sekretaris Daerah Kukar Sunggono yang hadir pada acara tersebut agar dapat memberikan solusi konkret untuk pemulihan ekonomi masyarakat, terutama di sektor perikanan yang menjadi tulang punggung ekonomi Ponoragan.

Acara Bersih Desa yang tetap berlangsung menjadi simbol keteguhan masyarakat dalam menjaga tradisi dan budaya lokal di tengah keterbatasan.

“Walaupun kita tertimpa musibah, tapi kita masih bisa merayakan acara tahunan ini. Mudah-mudahan acara ini bisa menjadi pengingat akan tradisi dan budaya kita,” ucapnya.

Berbagai kesenian lokal seperti hadrah, habsi, kuda lumping, jaran kepang, hingga Ludruk turut disebut dalam upaya pelestarian budaya yang dinilai mulai memudar.

“Ludruk di Ponoragan dulu nomor satu di Kecamatan Lokulu. Sekarang malah pindah ke Sumber Sari. Mudah-mudahan bisa bangkit lagi,” harapnya.

Ia juga menyampaikan keprihatinan atas hampir punahnya pertunjukan Wayang Kulit dan Wayang Orang, serta mengajak generasi muda untuk tidak malu terhadap budaya tradisi Jawa.

“Itu adalah kekayaan budaya kita, warisan bangsa Indonesia,” tegasnya.

Acara juga ditandai dengan penyerahan hadiah untuk grup hadrah dan pembangunan gedung PAUD pertama di Ponoragan yang dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Bunda PAUD.

“Kami mohon doanya, mudah-mudahan lancar sampai peresmian,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, ia turut membanggakan keberadaan Rumah Nasi Gabah di desa tersebut.

“Menurut Tonato, rumah nasi gabah kita nomor satu, bahkan tingkat Jepang,” ujarnya

Meski diwarnai keprihatinan, suasana acara tetap berlangsung khidmat dan penuh semangat gotong royong. Tokoh masyarakat pun mengakhiri sambutannya dengan harapan besar:

“Mudah-mudahan melalui acara bersih desa ini, semua bisa menjadi momentum kebangkitan desa,” (adv/kh).

TOPIK TERKAIT

banneratas-2
iklan03