Pasca Pohon 100 Tahun, Tebing Batu Kapur Di Bali Ikut Di Keruk, Sandiaga Uno Angkat Bicara

Redaksi RuTe Berita

RuTeBerita.com, BALI – Sempat viral di media sosial sebuah video penebangan pohon besar yang Berkisar berusia 100 Tahun di Bali. Video inipun menimbulkan reaksi keras dari masyarakat, baik lokal maupun internasional, yang mengecam tindakan tersebut. Mereka mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap penghancuran alam demi keuntungan komersial.

Penebangan Pohon Berusia Sekitar 100 Tahun Dibali untuk pembangunan hotel (Istimewa)

Kali ini Pengerukan tebing kapur di tepi pantai Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, disorot. Sebab, tebing indah di pinggir pantai dikeruk demi kepentingan pembangunan hotel.

Kritik mencuat terkait aktivitas tersebut. Salah satunya dari akun X, @anamazingbali yang menampilkan penampakan tebing yang tengah dikeruk. Material kerukannya berserakan di pinggir pantai. Proyek tersebut juga ramai dikritik warganet di unggahan itu.

Kritik dilontarkan karena pengerukan tersebut dinilai merusak alam Bali.

Isi cuitan akun @anamazingbali di X (istimewa)

 

Merespon kejadian tersebut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno akhirnya angkat bicara. Ia mengatakan telah menghentikan sementara pembangunan sebuah hotel yang sebelumnya viral di media sosial.

Menteri Sandi menyatakan pihaknya sangat serius menangani peristiwa itu setelah mengetahui di pemberitaan.

“Kita sangat serius, begitu ada berita pembangunan tersebut saya langsung memerintahkan jajaran untuk berkoordinasi, tapi juga bersama dengan Pemprov menghentikan pembangunannya untuk sementara,” kata dia, saat konferensi pers di acara World Water Forum (WWF) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (20/5) sore.

Pembangunan Hotel Keruk Tebing Dekat Pantai di Pecatu, Bali (istimewa)

Ia berkata pembangunan di tebing tersebut telah terpenuhi, namun untuk tata ruang harus dikaji lebih dulu apakah pembangunan itu tepat.

“Memastikan semua perizinannya telah terpenuhi, terutama dari aspek kelangsungan dan keberlanjutan, walaupun izin-izinnya sudah dipenuhi tetapi secara tata ruang tepat atau tidak, dikaji ulang,” ujarnya.

“Jadi Satpol PP (Kabupaten Badung) sempat ke sana dan sudah kita lihat secara detail. Dan kedepannya, memang kita harus kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk tata ruang agar pembangunan ini mengacu semuanya kepada keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.

Sebelumnya, viral di media sosial rekaman video memperlihatkan pengerukan tebing batu kapur di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Di video itu, tebing kapur di tepi pantai dikeruk oleh alat berat hingga terlihat seperti terjadi longsor.

Narasi pada video itu menyebut pengerukan untuk membangun hotel baru di kawasan tebing di Desa Pecatu. Belum diketahui, kegiatan pengerukan tebing tersebut terjadi sejak kapan. Namun video itu menjadi sorotan para netizen karena dianggap merusak lingkungan alam Bali.

“Apa-apaan ini Pak @sandiuno dan @jokowi?. Perusakan alam Bali sudah sampai pada batas yang tidak bisa ditolerir lagi!,” tulis akun @Anamazingbali, dikutip Sabtu (18/5) malam.

Sandiaga mengaku sudah mendapat data-data awal terkait pembangunan itu. Data-data itu sedang diverifikasi. Tetapi dia menekankan bahwa pembangunan di Bali harus menekankan keberlanjutan lingkungan(enviromental sustainability).

Sumber : CNN indonesia & Kumparan 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *